News Breaking
Live
update

Breaking News

Merangkak dari Bawah, Melejit ke Puncak, Ambruk di Duren Tiga

Merangkak dari Bawah, Melejit ke Puncak, Ambruk di Duren Tiga




tanjakNews.com, TABIR-- Banyak orang tercengang pada sosok Irjen Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri yang kini jadi pesakitan tersangka pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua Hutabarat, ajudannya sendiri.

Publik pun dibuat ternganga, betapa selama ini Ferdy Sambo merupakan perwira tinggi Polri yang disebut-sebut menggenggam kuasa kuat atas apa yang disebut-sebut sebagai ruang abu-abu dalam tubuh Polri. Orang dirujuk pada Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Merah Putih yang dikomandaninya.

Satgasus bentukan Kapolri Tito Karnavian itu, konon memegang kuasa ekstra, baik di kalangan internal Polri maupun bagi kalangan tertentu di luar. 

Satuan non struktural di Polri ini oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo langsung dibubarkan begitu publik dan media menghebohkannnya.

Tapi, bagaimana kisahnya sosok Ferdy Sambo merangkak dari bawah hingga mencapai level seprestisius itu? Berikut redaksi tanjakNews.com menuliskan kembali dari bahan-bahan berbagai sumber pemberitaan. 




Ferdy Sambo merupakan jenderal dua bintang paling muda di tubuh Polri. 

Karirnya di level atas dimulai (sebelum masuk mabes) sebagai Wakil Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum atau Wadirreskrimum Polda Metro Jaya tahun 2015. Ia menyandang  pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Ajun Komisaris Besar Polisi adalah tingkat kedua perwira menengah di Polri. Sebelum tahun 2001, pangkat ini disebut Letnan Kolonel, sama dengan pangkat yang setara di militer. Tanda kepangkatan yang dipakai adalah dua bunga sudut lima.

Komandan AKBP Ferdy Sambo di Polda Metro saat itu adalah Tito Karnavian sebagai Kapolda.

Saat mengemban jabatan itulah, Ferdy Sambo kerap mencuri perhatian publik karena penanganan sejumlah kasus.

Misalnya kasus pembunuhan racun sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Kumala Wongso.

Atau pada peristiwa bom Sarinah Thamrin, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016.

Dekat dengan 3 Kapolri

Tak lama, Ferdy Sambo mendapat promosi dan masuk ke Mabes Polri dengan membawa pangkat Kombes Pol pada tahun 2016.

Pimpinan Polri memercayakan jabatan  Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri pada Sambo. Lalu beberapa bulan berselang menjadi Kasubdit III pada direktorat yang sama.

Pada 13 Juli 2016 Tito Karnavian dilantik menjadi Kapolri setelah sebelumnya menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tito Karnavian pun melirik Ferdy Sambo. Ia  menunjuk Ferdy Sambo sebagai Koordinator Staf Pribadi Pimpinan atau Koorspripim  Polri  yang memimpin staf dan ajudan dari Kapolri pada tahun 2018.

Ferdy Sambo yang mengawal Tito sebagai Kapolri hingga masa jabatannya berakhir.

Setahun kemudian, Ferdy pun akhirnya mendapat promosi kenaikan pangkat dari Kombes Pol menjadi Brigjen Pol.

Dia menjadi jenderal bintang satu Polri setelah diangkat menjadi Dirtipidum Bareskrim Polri pada tahun 2019.

Waktu Tito Karnavian menjadi Mendagri, Jabatan Kapolri dijabat  Jenderal Idham Aziz.

Bersama Idham pun, karir Ferdy Sambo berkembang lumayan cepat. Pada saat itu, Ferdy Sambo yang masih menjabat sebagai Kabareskrim Polri kemudian diangkat menjadi Kadiv Propam Polri. Pangkatnya bintang dua atau Brigadir Jenderal Polisi.

Naiknya jabatan Ferdy Sambo membuatnya menjadi jenderal bintang dua termuda yakni di usia 48 tahun.

Sama kepada Tito, Ferdy Sambo juga memiliki kedekatan dengan Idham Aziz.  Kadiv Propam Polri itu selalu mendampingi Kapolri di hadapan media.

Idham Azis selesai, Kapolri dijabat Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dengan Jenderal Sigit pun Ferdy Sambo tak kalah dekatnya. Ferdy Sambo sebelumnya  juga pernah menjadi anak buah langsung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tatkala menjabat sebagai Kabareskrim.

Orang berdecak kagum pada sosok Irjen Ferdy Sambo. Ia dalam kurun waktu tujuh tahun saja,  sukses berevolusi dari dua bunga menjadi dua bintang.

Gaji dan Fasilitas

Selama ini Ferdy Sambo mendapat berbagai macam fasilitas negara untuk dapat menunjang pekerjaannya.

Salah satu tunjangan yang dimiliki Irjen Ferdy Sambo yakni adanya rumah dinas di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Bahkan Sambo punya ajudan polisi dengan beberapa pangkat berbeda. Istrinya, Putri Candrawathi juga mendapat fasilitas yang sama.

Selain mendapatkan fasilitas mewah, sebenarnya berapa gaji per bulan yang didapat Irjen Ferdy Sambo.

Diketahui bahwa irjen atau bintang dua di Indonesia sendiri mendapat besaran gaji paling kecil Rp 2,2 juta dan paling tingi sekitar Rp 5,5 juta

Kemudian untuk tunjangan, Irjen FerdySambo termasuk ke dalam jenderal bintang dua dengan jabatan sebelumnya yakni Kadiv Propam Polri.

Dengan demikian dia termasuk ke dalam kelas jabatan 17, dan berhak mendapat tunjangan kinerja (tukin) sekitar Rp 29 juta per bulan.

Tapi rupanya jalan tak selalu mulus. Di masa Kapolri Listyo Sigit pula, karir gemilang Ferdy Sambo ternodai dengan kasus pembunuhan terhadap ajudannya Brigadir J di rumah dinasnya di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Ferdy Sambo kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir J. Lalu memyusul istrinya, Putri Chandrawathi. Tuduhannya tak main-main: pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati.

Sampai di sini cerita selanjutnya sudah berserakan di publik dengan semua spekulasi dan perkembangan terbarunya.

Karir emas Ferdy Sambo memang dihasilkan dengan kerja keras yang tak mudah.

Ferdy Sambo mulai menjadi warga Tribrata Sewakottama setelah lulus Akademi Kepolisian (Akpol) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng) tahun 1994.

Selepas pendidikan dia menjadi Perwira Pertama Lembaga pendidikan dan Pelatihan (Pama Lemdiklat) Polri di tahun yang sama.

Karir Ferdy Sambo pun terus menanjak selepas pendidikan. Ia bertugas di Polres Metro Jakarta Timur sejak tahun 2015.

Berawal sebagai Pamapta C dan di tahun yang sama menjadi Katim Tekab (tim khusus anti bandit) Polres Metro Jaktim.

Dari sana merangkk naik sebagai Kanit Resintel Polsek Metro Pasar Rebo pada tahun 1997 dan di tahun sama menjadi Kanit Resintel Polsek Metro Cakung.

1999, Ferdy Sambo menjabat Wakapolsek Metro Matraman Polres Metro Jakarta Timur. Lantas  promosi sebagai Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur pada tahun 2001.

Pada 2003 dari ibukota, Ferdy Sambo  mutasi ke Polda Jawa Barat (Jabar)  menjadi Kasat Reskrim Polres Bogor. Setahun kemudian dipercaya sebagai Kanit IV Satops I Dit Reskrim Polda Jabar. 

Tak lama, Ferdy ditugaskan sebagai Kasubbag Reskrim Polwil Bogor tahun 2005, dan menjadi Wakapolres Sumedang pada 2007 silam.

Dari Polda Jabar, Ferdy Sambo kembali ke ibukota dengan menjadi Kasiaga Ops BiroOps Polda Metro Jaya pada tahun 2008.

Pada tahun 2009, dia menjabat sebagai Kasat V Ranmor Dit Reskrimum Polda Metro Jaya.

Kemudian menjadi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2010.

Empat tahun di ibukota, Ferdy Sambo mendapat promosi sebagai Kapolres Purbalingga 2012 dan setahun kemudian pada digeser sebagai Kapolres Brebes.

Di Jateng Ferdy hanya dua tahun. Ferdy Sambo pun kembali ke ibukota dengan menjadi Wadirreskrimum Polda Metro Jaya pada tahun 2015.

Saat itu, Kapolda Metro Jaya diemban Tito Karnavian. Sementara pada tahun yang sama, Listyo Sigit Prabowo adalah Kabareskrim Polri.

Beberapa kasus mencuri perhatian yang ikut ditangani Brigjen Pol Ferdy Sambo di antaranya pengungkapan jaringan perdagangan manusia di Timur Tengah.

Menggerebek Karaoke Venesia karena beroperasi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga terlibat dalam penangkapan buronan kelas kakap Djoko Tjandra pada 23 Juli 2020 lalu.

Kasus lainnya yakni kebakaran Kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 22-23 Agustus 2020 lalu. (Oce/diolah dari berbagai sumber)

Tags